Berbaris pertama kali dikenal pada zaman Kekaisaran Romawi pada
saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada
dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggung jawab, disiplin yang tinggi dengan
melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan, Kekompakan dan kesigapan.
II.
PENGERTIAN
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin,
patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang
diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
- Sikap lahir yang diperoleh:
Ø Ketegaran Keseragaman
Ø Ketangkasan Kesigapan
Ø Kelincahan Keindahan
Ø Kerapihan Ketanggapan
Ø Ketertiban Kewajaran
tenaga
Ø Kehidmatan Kesopanan
Ø Kekompakan Ketelitian
- Sikap bathin yang diperoleh:
§ Ketenangan Keberanian
§ Ketaatan Kekuatan
§ Keikhlasan Keadaran
§ Kesetiakawanan
Konsentrasi
§ Kebersamaan Kebiasaan
§ Persaudaraan Berani
berkorban
§ Keyakinan Persyaratan
III.
MAKSUD DAN
TUJUAN
Maksud: Sebagai pendidikan / latihan awal bela Negara, sesuai dengan
hak dan kewajiban warga Negara Indonesia seperti yang tercantum dalam UUD ‘45
Tujuan: Menumbuhkan
disiplin, mempertebal rasa dan semangat kebangsaan dan patriotisme yang tinggi
sehingga tercipta rasa tanggung jawab yang tinggi pula atau menumbuhkan sikap
jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, didiplin dengan senantiasa
dapat mengutamakan kepentingan individu secara tidak langsung menanamkan rasa
tanggung jawab.
INGAT…!!! Pelatihan
Inti PBB
- Sikap dan penampilan
- Hentakan kaki
- Patah-patah
- Rata-rata air
- Irama langkah
- Kewajaran tenaga
- Konsentrasi.
IV.
PENGELOMPOKAN
PBB
I.
PBB I
v SIKAP SEMPURNA
Aba – aba: SIAP = GERAK
Pandangan lurus kedepan ( pandangan satu titik ), badan tegap Dagu
ditarik kearah dalam. Bahu ditarik kebelakang, dada dibusungkan, tarik nafas
dalam-dalam lalu lepaskan perlahan-lahan tanpa menurunkan dada, tidak begitu
terlihat.
Telapak tangan digenggam dan tempelkan dikiri dan dikanan jahitan celana / rok, ibu jari menghadap kedepan, lipatan tangan menghadap kedalam, lengan rapat pada badan. Tumit dirapatkan, ujung jari kaki dibuka 1 kepal, sudut ± 45º, berat badan dibagi atas kedua kaki.
v ISTIRAHAT DI TEMPAT
Aba – aba: ISTIRAHAT – DI – TEMPAT = GERAK
Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan kesamping kiri
dengan jarak sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ) atau selebar bahu ( lurus dan
seimbang ).
Posisi badan dari pinggang ke atas sama dengan sikap sempurna, kecuali
tangan.
Tangan kanan dikepal, pergelangannya dipegang erat oleh tangan
kiri, punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri. Simpan tepat di ikat
pinggang belakang.
Bila ada yang memberi aba-aba PERHATIAN atau mengucapkan SALAM,
pasukan sikap sempurna kemudian berteriak SIAP atau MEMBALAS SALAM,
kemudian memperhatikan pada yang berbicara didepan.
Bila yang berbicara didepan telah selesai, dan memberi aba-aba PERHATIAN
SELESAI atau mengucapkan SALAM, pasukan sikap sempurna tanpa
berteriak SIAP tapi untuk salam harus MEMBALAS SALAM-nya, kemudian
istirahat ditempat kembali.
Bila pasukan masih dalam keadaan sikap sempurna, kemudian akan ada amanat yang diberikan oleh pelatih / senior / Pejabat Upacara, maka istirahat dilakukan atas aba-aba UNTUK PERHATIAN - ISTIRAHAT – DI – TEMPAT = GERAK.
Gerakannya sama seperti biasanya, hanya saja pandangan lansung
melihat kerah orang yang memberikan amanat.
v ISTIRAHAT MERDEKA, inti gerakannya sama hanya lebih
santai, hanya saja posisi tangan tidak disimpan diatas ikat pinggang, tetapi
boleh lebih kebawah.
v HORMAT
Aba – aba HORMAT = GERAK
Aba – aba HORMAT = GERAK
Posisi badan dari pinggang ketas sama dengan sikap sempurna, kecuali tangan
kanan.
Telapak tangan kanan dibuka dan harus rata, bila dilihat dari
depan harus terlihat satu garis.
Temepelkan jari tengah diujung luar alis kanan ( tanpa merubah
posisi bahu sikut ). Demikian pula bila memakai topi jari tengah harus menempel
ke lidah topi.
Prosenya: rentangkan tangan kekanan 90º kedepan 15º
Aba – aba kembali kesikap sempurna : TEGAK = GERAK.
v BERKUMPUL
Memanggil seorang penjuru
Memanggil seorang penjuru
Andi sebagai penjuru,…..
Yang dipanggil mengambil sikap sempurna dan menghadap penuh
kepada yang memanggil, selanjutnya mengucapkan: “ SiapAndi sebagai penjuru
“.
Saat seseorang dipanggil, anggota pasukan yang lain dalam
keadaan sikap sempurna dan menghadap penuh kepada yang memberi aba – aba.
Penjuru berlari kearah yang memanggil dan berdiri didepannya kira – kira 4 langkah.
Memanggil anggota yang lain dengan aba – aba:
ü BERSHAF KUMPUL = MULAI
ü BERBANJAR KUMPUL = MULAI
Hitungan 1: Mengangkat dua tangan ( digenggam ), disimpan diikat
pinggang depan.
Hitungan 2: Semuanya berlari dengan langkah pertama kaki kiri dihentakan
sambil berteriak menyebut nama Korps-nya (…………)
Saat memanggil berkata LURUSKAN pada penjuru, langsung diucapkan kembali dengan suara lantang.
Ketika anggota pasukan berlari menuju sampan kiri penjuru dan /
atau belakang penjuru, maka penjuru mengucapkan: “ LURUSKAN II “. Selanjutnya
anggota lainnya ( kecuali penjuru ) berbaris bershaf / atau belakang penjuru
yang sudah ditentukan. Secara berturut-turut meluruskan diri dengan mengangkat
lengan tangan kanan kesamping kanan, tangan kanan digenggam, punggung tangan
menghadap keatas. Kepala dipalingkan kekanan hingga dapat melihat dada
orang-orang yang disebelah kanannya sampai kepenjuru. Tangan kanan menyentuh
bahu kiri dari orang yang disebelah kanannya. Banjar yang paling kanan
mengangkat lengan kanannya kedepan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepal.
Bila bershaf, Penjuru depan paling kanan melihat kekiri setelah barisan terlihat lurus maka penjuru mengucapkan “LURUS”, pada saat mengucapkannya penjuru melihat kedepan, anggota yang lainnya serentak menurunkan lengan kanan, melihat kedepan dan kembali sikap sempurna.
Bila berbanjar yang kanan berteriak LURUS penjuru kanan paling
belakang.
BUBAR JALAN
Pasukan dalam keadaan sikap sempurna
Aba – aba: BUBAR = JALAN
Yang akan dibubarkan menghormat dan melihat kearah pemberi aba
–aba, kemudian dibalas.
Yang membubarkan tegak.
Proses selanjutnya:
Hit 1 : Yang dibubarkan tegak
Hit 2-4 : Proses balik kanan
Hit 5-6: Diam sejenak / sikap sempurna
Hit 7 : Melangkah kaki kiri sambil dihentakan dan berteriak “ PASKIBRA“
v PERIKSA KERAPIHAN
Terbagi atas dua bagian, yaitu periksa kerapihan yang dinamakan Eksersisi
dan Drill.
1.
Periksa
kerapihan yang eksersisi
Dilaksanankan dalam posisi istirahat ditempat.
Aba – aba PERIKSA KERAPIHAN = MULAI
( aba-aba peringatan pasukan langsung sikap sempurna, aba-aba
pelaksanaan pasukan melakukan gerakan ).
Gerakannya pada hitungan:
1-1 Badan masih sikap sempurna
1-2 Membukukkan badan dengan tangan menyentuh pada tali sepatu
sebelah kanan.
Gerakan selanjutnya adalah
Hitungan satu, tangan berpindah dari bagian awal kebagian yang
akan diperiksa.
Hitungan kedua, tangan memeriksa bagian yang telah dipegang.
Posisi jari tangan kanan berada diatas jari tangan kiri:
1,2 -2 Memeriksa tali sepatu kaki kanan
1,2 -3 Memeriksa tali sepatu kaki kiri
1,2 -4 Memeriksa kaus kaki kaki kanan
1,2 -5 Memeriksa kaus kaki kaki kiri
1,2 -6 Memeriksa ikat pinggang ( tangan digenggam )
1,2 -7 Mengangkat badan kembali tegak, tangan tetap memegang
ikat pinggang bagian depan.
1,2 -8 Memeriksa handuk dibelakang / bagian belakang baju dengan
telapak tangan terbuka.
1,2 -9 Memeriksa plat nama didada kanan dengan kepala ditengokkan
melihat plat nama (dada kanan).
1,2-10 Memeriksa dada bagian kiri, kepala ditengokkan
melihatnya.
1,2-11 Memeriksa pundak sebelah kanan ( epolet )
1,2-12 Memeriksa pundak sebelah kiri ( epolet )
1,2-13 Kedua tangan memegang lidah topi bagian samping kemudian
menyusur kedepan.
1 -14 Hitungan penutup langsung sikap sempurna.
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat
2.
Periksa kerapihan
yang Drill
Dilaksanankan dalam posisi istirahat ditempat
Aba-aba: KERAPIHAN = MULAI
Aba-aba peringatan pasukan langsung sikap sempurna
Aba-aba pelaksanaan pasukan melakukan gerakan.
Pasukan langsung memeriksa sambil merapihkan bagian-bagian
pakaian maupun sepatu.
Gerakan dimulai dari bawah ( sepatu ) dan berakhir diatas kepala
( topi / rambut ).
II.
PBB II
Ø LARI MAJU
Aba-aba: LARI MAJU = JALAN
Aba-aba perinagatan, LARI MAJU = tangan dikepalkan dengan lemas,
diangkat dan diletakkan diikat pinggang sebelah depan, punggung tangan
menghadap keluar kedua sikut sedikit kebelakang.
Aba-aba pelaksanaan JALAN, menghentakkan kaki kiri sambil berteriak nama PASKIBRA, lalu berlari dengan langkah yang bersama-sama, telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilengang secara tidak kaku.
Aba-aba HENTI = GERAK, pasukan berhenti pada hitungan ke-7, hitungan ke-6 kaki berhenti berlari dan tumit rapat, hitungan ke-7 dua tangan diturunkan.
Aba-aba pelaksanaan JALAN, menghentakkan kaki kiri sambil berteriak nama PASKIBRA, lalu berlari dengan langkah yang bersama-sama, telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilengang secara tidak kaku.
Aba-aba HENTI = GERAK, pasukan berhenti pada hitungan ke-7, hitungan ke-6 kaki berhenti berlari dan tumit rapat, hitungan ke-7 dua tangan diturunkan.
Ø LENCANG DEPAN
Pasukan dalam keadaan berbanjar
Aba-aba: LENCANG DEPAN = GERAK
Penjuru tetap sikap sempurna
Banjar paling kanan meluruskan dengan mengangkat tangannya
kedepan ( digenggam ) kira-kira satu lengan dua kepal dari bahu belakang teman
didepannya
Shaf terdepan lencang / setengah lengan lencang kanan
Yang me – LURUS – kan banjar paling kiri shaf terdepan
Pandangan lurus kedepan, kecuali shaf terdepan menengok kearah
penjuru.
Aba-aba kembali ke sikap sempurna: TEGAK =
GERAK
SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN / KIRI
Pasukan dalam keadaan sikap sempurna, bentuk bershaf
Aba-aba: SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN / KI = GERAK.
Pinggang dengan sikut menyentuh lengan orang yang diri disebelahnya,
pergelangan tangan lurus, telapak tangan dibuka, ibu jari disebelah belakang,
empat jari lainnya rapat disebelah depan
.°Bersamaan degan
itu kepala dipalingkan kekanan / ki, kecuali penjuru ( tetap diam ) Shaf kedua
dan 3 menegokkan kerah penjuru 15
Banjar paling kanan / ki lencang depan ( menggunakan tangan
kanan ), bila telah lurus berteriak LURUS!! Oleh orang paling belakang.
Pergeseran kekanan / ki bergerak cepat ( biasa ), diutamakan
kecepatannya. Kalau jarak pergeserannya jauh, maka orang tersebut dapat hadap
kanan / kid dan melakukan gerakan seperti diatas ( drill )
Dalam variasi pergeseran kekanan / ki bergerak teratur, penjuru
diam, orang disampingnya bergeser 2 (dua) langkah, seterusnya kelipatan 2
(dua). ( eksersisi )
Aba-aba kembali ke sikap sempurna TEGAK =
GERAK
Apabila pasukan akan berjalan, maka harus diberikan dulu
abab-aba LENCANG KANAN / KI = GERAK
Ø LENCANG KANAN / KIRI
Pasukan dalam keadaan sikap sempurna, bentuk bershaf.
Aba-aba: LENCANG KANAN / KI = GERAK
Tangan kanan / kiri digenggam lalu direntangkan dan ditempelkan
dibahu rekan disampingnya, ibu jari menghadap kedepan, punggung tangan
menghadap keatas.
°Bersamaan dengan itu kepala dipalingkan kekanan / kiri kecuali
penjuru (tetap diam). Shaf ke 2 dan 3 menengokkan kepalanya kearah penjuru 45
Masing-masing meluruskan diri, jarak tangan bila kurang diambil
dari belakang, tidak ditonjok.
Banjar paling kanan / ki lencang depan ( menggunakkan tangan
kanan ), bila telah lurus teriak LURUS !! oleh orang paling belakang.
Pergeseran kekanan / ki bergerak cepat ( biasa ), diutamakan
kecepatannya ( drill )
Dalam variasi pergeseran kekanan / k bergerak teratur, penjuru
diam, orang disampingnya bergeser 2 langkah, seterusnya kelipatan 2 ( eksersisi
)
Aba-aba kembali kesikap sempurna TEGAK = GERAK.
Ø BERHITUNG
Pasukan dapat dalam bentuk bershaf atau berbanjar.
Pasukan dapat dalam bentuk bershaf atau berbanjar.
Aba-aba: HITUNG = MULAI
Ketika aba-aba peringatan HITUNG, bila bershaf maka shaf
terdepan menengokkan kepalanya ke kanan, bila berbanjar maka pandangan tetap
lurus kedepan.
Ketika aba-aba pelaksanaan MULAI, penjuru mulai berhitung, bila
bershaf berturut-turut tiap pasukan mulai dari penjuru kanan menyebutkan
nomornya sambil memalingkan muka kembali kedepan. Bila berbanjar maka mulai
dari penjuru kanan depan berturut-turut kebelakang menyebutkan nomornya
masing-masing.
Bila tidak ada tempat yang kosong, penjuru belakang sebelah kiri
berteriak LENGKAP, jika tidak lengkap teriakkan jumlah kekurangannya, misal
KURANG DUA.
Penyebutan nomor harus diucapkan penuh: sebelas bukan satu-satu
atau dua puluh empat bukan dua empat.
Ø LEPAS / KENAKAN TOPI
Dilaksanakan dalam posisi pasukan istirahat ditempat.
Aba-aba peringatan LEPAS TOPI, pasukan langsung sikap
sempurna.
Aba-aba pelaksanaan MULAI, pasukan melakukan gerakan.
Gerakan selalu dihitungan kedua, kecuali hitungan terakhir
( penutup ).
1.
Kedua tangan
memegang lidah topi.
2.
Topi diangkat
sedikit diatas kepala.
3.
Pindahkan topi
kedepan dada.
4.
Pindahkan topi kesebelah kiri, lidah topi
dipegang tangan kiri menggenggam keatas, posisinya siku-siku, sikut rapat ke
pinggang, tangan kanan mengantar. Hitungan 1 ( penutup ) langsung sikap
sempurna.
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat.
Aba-aba KENAKAN TOPI, pasukan sikap sempurna.
Aba-aba MULAI, pasukan melakukan gerakan. Gerakan selalu
dihitungan kedua, kecuali hitungan terakhir
( penutup ).
1.
Tangan kanan
memegang lidah topi
2.
Pindahkan topi
kedepan dada dengan tangan kanan dan kiri memegang lidah topi
3.
Topi dibalik
4.
Topi
ditempelkan diatas kepala dengan tangan kenan memegang lidah topi dan tangan
kiri memegang bagian belakang topi.
5.
Topi dimasukkan
ke kepala. Hitungan 1 ( penutup ) langsung sikap sempurna
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat..
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat..
Ø SIKAP DUDUK SIAP & ISTIRAHAT
Aba-aba: DUDUK SIAP = GERAK
Saat duduk dikursi, badan tegak sikap sempurna, tumit rapat,
punggung tidak bersandar, dua tangan digenggam simpan diatas paha, punggung
tangan menghadap keatas.
Saat duduk dilantai putra SILA, badan tegak, tangan digenggam,
lengan bagian bawah menempel pada lutut. Putri dalam posisi EMOK, tangan
digenggam simpan diatas paha, badan tegak.
Aba-aba ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK, badan tidak terlalu tegak ( santai ).
Aba-aba ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK, badan tidak terlalu tegak ( santai ).
Pasukan dapat mengucapkan TERIMA KASIH, dengan catatan
suasananya sedang santai, tidak terlalu resmi ataupun sedang dalam latihan.
Sedangkan dalam suasana resmi, seperti dalm upacara pasukan
tidak perlu mengucapkan TERIMA KASIH.
Ø ATURAN MENGHADAP, KELUAR MASUK BARISAN, BERTANYA dan MENJAWAB.
·
ATURAN KELUAR
BARISAN
1.
Untuk shaf terdepan tidak perlu balik kanan, tetapi
langsung menuju kearah memanggil.
2.
Bila bershaf,
maka untuk shaf paling belakang, selanjutnya memilih jalan terdekat menuju
kearah yang memanggil.
3.
Bila berbanjar,
maka untuk shaf tengah dan belakang melakukan balik kanan kemudian melalui
belakang shaf sendiri terus memilih jalan terdekat menuju kearah yang
memanggil.
4.
Bagi orang yang
berada di banjar kanan/kiri tanpa balik kanan langsung menuju kearah yang
memanggil.
5.
Apabila salah
seorang dalam barisan akan meninggalkan barisan, maka terlebih dahulu harus
mengambil sikap sempurna dan minta ijin kepada yang didepan dengan cara
mengangkat tangan kananya ketas penuh, tangan dibuka, jari-jari dirapatkan.
6.
Contoh, siswa
yang akan meninggalkan barisan mengangkat tangan,
Pelatihnya bertanya : Ada apa?
Siswa menjawab : Ke belakang
Pelatih memutuskan : Baik, lima menit kembali!(disesuaikan)
Siswa yang meninggalkan barisan mengulangi: “ Lima menit kembali
“, setelah mendapat ijin, kemudian dia menuju tempat sesuai kepeluannya.
·
ATURAN MASUK
BARISAN
1.
Bila keperluan
siswa telah selesai, maka siswa tersebut menghadap ± 6 (enam) langkah didepan
komandan / orang yang sedang memberikan aba-aba/materi.
2.
Tanpa mengormat
terlebih dahulu, langsung laporan sebagai berikut (misalnya): “ lapor,
kebelakang selesai, laporan selesai”.
3.
Komandan /
pemberi materi, memberikan perintah “ masuk barisan “.
4.
Siswa tersebut
mengulangi perintah tersebut, kemudian menghormat, balik kanan dan kembali
kebarisannya pada kedudukan semula. Bila tidak ada tempat kosong dalam barisan,
maka tunggulah sampai aba-aba lencang kanan/kiri atau setengah lencang
kanan/kiri kemudian siswa tersebut masuk kebarisan.
·
ATURAN BERTANYA
& TAMPIL KEDEPAN
1.
Apabila siswa
dipanggil komandan / pemberi aba-aba sedang dalam barisan: “ Siswa Andi tampil
kedepan “.
2.
Siswa
mengucapkan “ Siap, siswa Andi tampil kedepan “.
3.
Siswa tersebut
kemudian keluar barisan (sesuai tata cara) dan menghadap ± 6 langkah didepan
yang memanggil.
4.
Kemudian
mengucapkan kata-kata: “ Siap menghadap “ selanjutnya menunggu perintah.
5.
Setelah
mendapat perintah, maka siswa tersebut mengulangi perintah tadi, misal, Pelatih
: “ jelaskan lambang PASKIBRA “ Siswa: “ jelaskan lambang PASKIBRA “ selanujutnya
melaksanakan perintah tersebut.
6.
Bila telah
selesai, siswa tsb menghadap ke yang memanggil dan mengucapkan dengan
kata-kata: “ menjelaskan lambang PASKIBRA telah dilaksanakan, laporan selesai”.
7.
Setelah
mendapat perintah : “ kembali ketempat “, siswa tsb mengulangi perintah
kemudian mengormat dan kembali ketempat semula dibarisannya.
8.
Apabila ada
siswa ada yang berkeinginan tampil kedepan, misalnya untuk menerangkan sesuatu,
maka siswa tsb mengacungkan tangannya agar terlihat oleh pelatih / komandan,
dan mengucapkan kata-kata : ijin tampil kedepan “ setelah dipersilahkan maka
siswa tsb segera tampil kedepan.
III.
PBB III
v HADAP KANAN / KIRI
Aba-aba pelaksanaannya dalam posisi sikap sempurna.
Aba-aba: HADAP KANAN / KIRI = GERAK
Prosesnya:
1.
Kaki kiri /
kana diajukan melintang didepan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kiri / kanan
berada diujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah kekaki kanan / kiri
2.
Tumit kaki
kanan / kiri dengan badan diputar kekanan / kiri 90º.
3.
Menutup rapat
kaki kiri / kanan kembali sikap sempurna.
v HADAP SERONG KANAN / KIRI
Aba-aba: HADAP SERONG KANAN / KIRI = GERAK
Pelaksanaannya dalam posisi sikap sempurna.
Prosesnya:
1.
Menggeser kaki
kanan / kiri kedepan sedikit (kedua kaki sejajar).
2.
Memutarkan bahu
ke kanan / kiri 45º dengan tenaga
3.
Menutup rapat
kaki kanan / kiri kembali ke sikap sempurna
v BALIK KANAN
Aba-aba: BALIK KANAN = GERAK
Pelaksanaannya dalam posisi sikap sempurna
Prosesnya:
1.
Menggeser kaki
kiri kedepan kaki kanan ( seperti huruf T ), diajukan lebih melintang ( lebih
dalam dari pada hadap kanan ).
2.
Memutarkan bahu
ke belakakang 180º dengan tenaga / bantingan.
3.
Menutup rapat
kaki kiri kembali ke sikap sempurna.
v JALAN DITEMPAT
Aba-aba: JALAN DITEMPAT = GERAK
Posisi badan dari pinggang ke atas + tangan sama dengan sikap
sempuna. Tangan digenggam, rapat kebadan, lurus, tidak bergoyang, bahu tidak
turun naik.
Gerakan dimulai dengan kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat
sehingga rata-rata air ( horizontal ), mengangkat kaki bergantian 90º, ujung
kaki menuju kebawah.
Tempo langkah sesuai dengan tempo langkah biasa.
IV.
PBB IV
v LANGKAH KEDEPAN, KANAN, KIRI, BELAKANG
Maksimal 4 ( empat ) langkah
Tangan diam tidak dilenggang / tidak digerakkan
·
LANGKAH KEDEPAN (
bergeser kedepan seperti langkah tegap, dihentakkan )
·
LANGKAH KE
KANAN/ KIRI ( bergeser kekanan / kiri selebar bahu, kaki
dibuka-ditutup-dibuka-ditutup dst )
·
LANGKAH KE
BELAKANG ( bergeser kebelakang kaki tidak dicangkul, wajar saja )
v LANGKAH TEGAP, BIASA, MERDEKA, GANTI
1.
LANGKAH TEGAP
·
Dari sikap
sempurna
1.
Aba-aba:
LANGKAH TEGAP MAJU = JALAN
2.
Berjalan dengan
menghentakkan kaki. Kaki pertama melangkah adalah kaki kiri, telapak kaki lurus
dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Saat kaki sampai
ditanah, ayunan tangan sejajar bahu / rata-rata air.
3.
Tangan
digenggam, diayun kedepan sebatas bahu atau ± 90º dan kebelakang 30º, diberi
tenaga, ibu jari menghadap keatas, punggung tangan menghadap kesamping luar.
·
Dari langkah
biasa
1.
Aba-aba: LANGKAH
TEGAP = JALAN
2.
Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah.
3.
Kemudian
ditambah satu langkah
4.
Langkah
selanjutnya mulai berjalan langkah tegap.
5.
Aba-aba kembali
kelangkah biasa: LANGKAH BIASA = JALAN, diberikan pada waktu kaki kiri / kanan
jatuh ditanah, ditambah satu, kemudian berjalan dengan langkah biasa, langkah
pertama dihentakkan.
2.
LANGKAH BIASA
·
Dari diam ke jalan
1.
Aba-aba: MAJU
= JALAN
2.
Pada aba-aba
pelaksanaan kaki kiri diajukan kedepan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata
sejajar dengan tanah setinggi ± 20cm, dihentakkan, lenggangan tangan kanan 90º
dan tangan kiri 30º
3.
Selanjutnya
berjalan biasa tanpa suara, tangan masih digenggam diberi tenaga. Lenggangan
tangan kedepan ± 45º, kebelakang 30º, punggung ibu jari menghadap keatas,
punggung tangan keluar.
·
Dari jalan
kejalan
1.
Aba-aba: LANGKAH
BIASA = JALAN
2.
Cara melangkahkan
kaki pertama tumit diletakkan ditanah selanjutnya seluruh kaki.
3.
Maksudnya
pergantian dari langkah tegap / langkah merdeka ke langkah biasa, aturannya
lainnya sama.
3.
LANGKAH MERDEKA
Aba-aba: LANGKAH MERDEKA = JALAN
Berjalan seperti biasa, tidak diwajibkan langkahnya sama (
tetapi ingat akan keindahannya ), asalkan masih tetap dalam barisan.
Pasukan boleh bicara / ngobrol.
·
LANGKAH
PERLAHAN
ü Dari sikap sempurna
1.
Aba-aba: LANGKAH
PERLAHAN MAJU = JALAN
2.
Kaki kiri
dilangkahkan kedepan, setelah kaki kiri menapak ke tanah segera disusul dengan
kaki kanan ditarik kedepan dan ditahan sebentar disebelah mata kaki kiri,
kemudian dilanjutkan ditapakkan didepan kaki kiri
3.
Gerakan
selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
ü Dari berjalan
1.
Aba-aba:
LANGKAH PERLAHAN = JALAN, diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah
kemudian ditambah satu langkah, gerakkan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan
seperti semula.
2.
Tapak kaki
tidak dihentakkan ke tanah ( agar lebih khidmat ).
·
Berhenti dari
langkah perlahan
1.
Aba-aba HENTI
= GERAK
2.
Diberikan pada
waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah lalu ditambahkan satu langkah.
Selanjutnya Kaki kanan / kiri menutup menurut irama langkah biasa / dengan
tempo yang sama langkah biasa.
3.
Kemudian
mengambil sikap sempurna.
4.
GANTI LANGKAH
Aba-aba: GANTI LANGKAH = JALAN
Gerakan dapat dilakukan pada langkah tegap / biasa.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh
di tanah lalu ditambahkan satu langkah.
Sesudah itu ujung kaki kanan / kiri yang sedang dibelakang
dirapatkan pada tumit kaki sebelahnya. Bersamaan dengan itu lengang tangan
dihentikan tanpa dirapatkan kebadan.
Selanjutnya sesuaikan dengan langkah baru yang disamakan.
Bila ayunan tangan salah, maka caranya diam duli sebentar tanpa
dirapatkan kebadan, kemudian lihat / lirik dan betulkan.
v HORMAT KANAN
Aba-aba: HORMAT KANAN = GERAK
Pasukan dalam keadaan langkah tegap dan berbanjar
Aba-aba GERAK-nya jatuh pada kaki kanan. Saat langkah kaki kiri
setelah GERAK tadi, langsung tangan kanan diangkat melakukan hormat. Pada
langkah berikutnya ( kaki kanan jatuh ditanah ) kepala dopalingkan dan
pandangan mata diarahkan kepada yang diberi hormat sampai 45º, hingga aba-aba
TEGAK GERAK. Bagi banjar paling kanan hormat lurus kedepan. Banjar lainnya
menengokkan kepalanya ke kanan. Tangan kiri tidak di lenggang.
Aba-aba: TEGAK = GERAK, jatuh pada
waktu kaki kanan menapak ketanah. Saat langkah kiri setelah GERAK tadi, kepala
dan pandangan mata kembali menengok lurus kedepan. Langkah berikutnya ( kaki
kanan jatuh ke tanah ) tangan kanan langsung dilenggang kebelakang, tangan kiri
dilenggang kedepan ( langsung langkah tegap ).
V.
PBB V
1.
KOMBINASI JALAN
DITEMPAT
Ø DARI DIAM KE JALAN DI TEMPAT
1.
Hadap kanan /
kiri
Aba-aba: HADAP KA/KI JALAN DI TEMPAT = GERAK
Hit 1-2 Prosesnya hadap ka / ki biasa
Hit 3 Langsung diangkat melakukan jalan ditempat
2.
Hadap serong ka
/ ki
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI JALAN DITEMPAT = GERAK
Prosesnya seperti diatas tetapi hadap serong ka / ki
3.
Balik kanan
Aba-aba: BALIK KANAN JALAN DI TEMPAT = GERAK
Prosesnya seperti diatas tetapi balik kanan.
Ø DARI JALAN DI TEMPAT KE DIAM
1.
Hadap ka / ki
Aba-aba: HADAP KA / KI HENTI = GERAK
Hit 1 Kaki masih diangkat ( hitungan setelah aba-aba )
Hit 2-4 Prosesnya hadap ka / ki biasa
Bila GERAK-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah
jalan ditempat dan hitungannya satu kali.
2.
Hadap serong ka
/ ki
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI HENTI = GERAK
Prosenya sama dengan diatas
3.
Balik kanan
Aba-aba: BALIK KANAN HENTI = GERAK
Prosesnya sama dengan diatas
Ø SAAT JALAN DITEMPAT
1.
Hadap ka / ki
Aba-aba: HADAP KA / KI = GERAK
Hit 1 Kaki masih diangkat ( hitungan setelah aba-aba )
Hit 2-3 Prosesnya hadap ka / ki biasa
Hit 4 Kaki langsung diangkat
Bila GERAK – nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba,
tambah jalan ditempat dan hitungannya satu kali
2.
Hadap serong ka
/ ki
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI = GERAK
Prosesnya sama dengan diatas
3.
Balik kanan
Aba-aba: BALIK KANAN = GERAK
Prosenya sama dengan diatas.
Ø DARI JALAN DITEMPAT KE BERJALAN
1.
Hadap ka / ki
Aba-aba: HADAP KA / KI MAJU = JALAN
Hit 1 Kaki masih diangkat ( hitungan setelah aba-aba )
Hit 2-3 Prosesnya hadap ka / ki biasa
Hit 4 Kaki langsung di langkahkan, tangan di lenggang. Bila
JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah jalan ditempat dan
hitungannya satu kali.
2.
Hadap serong ka
/ ki
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI MAJU = JALAN
Prosesnya sama dengan diatas.
3.
Balik ka / ki
Aba-aba: BALIK KANAN MAJU = JALAN
Prosesnya sama dengan diatas
Ø DARI BERJALAN KE JALAN DI TEMPAT.
1.
Hadap ka / ki
Aba-aba: HADAP KA / KI JALAN DI TEMPAT = GERAK
Hit 1 Kaki masih melangkah ( hitungan setelah aba-aba )
Hit 2-3 Prosenya hadap ka / ki biasa
Hit 4 Kaki langsung diangkat
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba,
tambah langkah kaki dan hitungannya satu kali.
2.
Hadap serong ka
/ ki
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI JALAN DI TEMPAT = GERAK
Prosesnya seperti diatas
3.
Balik kanan
Aba-aba: BALIK KANAN JALAN DI TEMPAT = GERAK
Prosesnya seperti diatas
2.
KOMBINASI HADAP
KANAN / KIRI
Ø DIAM KE JALAN
Aba-aba: HADAP KA / KI MAJU = JALAN
Hit 1-2 Proses hadap ka /
ki biasa
Hit 3 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang
Ø JALAN KE JALAN
Aba-aba: HADAP KA / KI MAJU = JALAN
Hit 1 Kaki masih melangkah ( hit setelah aba-aba )
Hit 2-3 Proses hadap ka / ki biasa
Hit 4 Kaki langsung dilangkahkan kembali
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah
langkah kaki dan hitungannya satu kali.
3.
KOMBINASI HADAP
SERONG KANAN / KIRI
Ø DIAM KE JALAN
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI MAJU = JALAN
Hit 1-2 Proses hadap serong ka / ki biasa
Hit 3 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang
Ø JALAN KE JALAN
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI MAJU = JALAN
Hit 1 Kaki masih melangkah ( hit setelah aba-aba )
Hit 2-3 Proses hadap ka / ki biasa
Hit 4 Kaki langsung dilangkahkan kembali
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah
langkah kaki dan hitungannya satu kali.
4.
KOMBINASI BALIK
KANAN
Ø DIAM KE JALAN
Aba-aba: BALIK KANAN MAJU = JALAN
Hit 1-2 Proses balik kanan biasa
Hit 3 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang
Ø JALAN KE JALAN
Aba-aba: BALIK KANAN MAJU = JALAN
Hit 1 Kaki masih melangkah ( hit setelah aba-aba )
Hit 2-3 Proses balik kanan biasa
Hit 4 Kaki langsung dilangkahkan kembali
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah
langkah kaki dan hitungannya satu kali.
VI.
PBB VI
1.
BELOK KANAN /
KIRI
Pasukan dalam keadaan berbanjar
Ø Dari diam ke jalan
Aba-aba; BELOK KA / KI MAJU = JALAN
Aba-aba JALAN sipenjuru langsung jalan ditempat sambil mengarah
kekanan / kiri secara perlahan.
Rekan dibelakangnya ( banjar paling dalam / banjar ke 1 )
jalan ditempat sambil merapat keddepan
Hitungannya setelah aba-aba
Hitungannya setelah aba-aba
Hit 1-6 Jalan ditempat
Hit 7 Melangkah ke kanan / kiri
Shaf berikutnya ditambah 2 ( dua ) dari rekan didepannya
Banjar ke dua melangkahkan kaki biasa
Banjar ke tiga ( paling luar ) melangkahkan kaki biasa dengan
langkah diperlebar.
Pergerakan belok kanan / kiri ini seperti daun pintu.
Pergerakan belok kanan / kiri ini seperti daun pintu.
Ø Dari jalan ke jalan
Aba-aba: BELOK KANAN / KIRI = JALAN
Aba-aba pelaksanaan dijatuh pada saat kaki ka / ki jatuh
ditanah, setelah ditambah satu langkah, penjuru mulai jalan ditempat dan
berbutar 90º ke ka / ki.
Bila aba-aba jatuh dikaki kiri, maka hitungannya 6, bila jatuh
dikaki kanan hitungannya 7 dengan cara langsung jalan ditempat, bukan ditambah
satu langkah.
Shaf dan banjar harus tetap lurus dengan cara melirik ke kanan / kiri.
Shaf dan banjar harus tetap lurus dengan cara melirik ke kanan / kiri.
2.
DUA KALI BELOK
KANAN
Pasukan dalam keadaan berbanjar
Posisi / pergerakan pasukan seperti ketika melakukan belok kanan
, hanya saja pasukan melakukan dua kali.
Ø Diam kejalan
Aba-aba: DUA KALI BELOK KANAN MAJU = JALAN
Hit setelah aba-aba ( khusus untuk banjar penjuru )
Hit 1-6 Jalan ditempat
Hit 7 Melangkahkan kaki 1 kali
Hit 8-12 Jalan ditempat
Hit 13 Melangkahkan kaki langsung maju
Shaf berikutnta ditambah 2 (dua) dari rekan didepannya
Banjar kedua melangkah mengikuti arus banjar ke-1, bergerak ½
lingkaran dengan langkah biasa.
Banjar ke-3 juga sama dengan langkah yang diperlebar.
Ø Jalan ke jalan
Aba-aba: DUA KALI BELOK KANAN = JALAN
Hitungannya seperti diatas dikurangi 1 (satu)
Bila aba-aba jatuh dikaki kanan, maka hitungannya seperti pergerakan
dari diam kejalan.
Banjar ke-2 dan ke-3 sama dengan diatas.
VII.
PBB VII
1.
BUKA / TUTUP
BARISAN
Terbagi atas dua, PBB baku dan variasi
Dalam PBB baku, buka / tutup barisan pasukan dalam keadaan tidak
berjalan, diam dengan bentuk pasukan berbanjar.
Aba-aba: BUKA BARISAN = JALAN
Ketika ada aba-aba diatas, maka banjar ke-1 dan ke-3 bergeser
satu langkah kekanan dan kekiri, sedang banjar ke-2 (tengah) diam.
Aba-aba TUTUP BARISAN = JALAN,
maka banjar ke -1 dan ke-3 bergeser untuk menutup, banjar tengah
diam.
Dalam PBB variasi, buka / tutup barisan pergerakanpasukan dapat
dalam keadaan berjalan, yaitu:
-Dari diam ke jalan, aba-abanya BUKA BARISAN MAJU = JALAN.
-Dari jalan ker jalan, aba-abanya BUKA BARISAN = JALAN
-Ketentuan pergeseran ( membuka/menutup ) sama seperti diatas.
VIII.
PBB VIII
1.
HALUAN KANAN /
KIRI
Pasukan dalam keadaan bershaf
Fungsi haluan adalah merubah arah pasukan tanpa
merubah keadaan pasukan
Penjuru sebagai patokan / poros
Pasukan maju sambil jalan ditempat secara perlahan-lahan
menempuh arah 90º ke kanan / kiri lengan tidak dilenggang.
Haluan kanan penjurunya adalah banjar
paling kanan shaf terdepan. Haluan kiri penjurunya adalah banjar paling kiri
shaf terdepan
Pergerakan pasukan harus lurus seperti daun pintu dengan cara
melirik barisan (kepala tetap lurus kedepan)
Penjuru bebas untuk menengok kekanan / kiri, bila pergerakannya
sydah selesai dan barisan sudah lurus, maka dia berteriak LURUS…!
Perputaran pasukan semakin jauh bila makin menjauhi penjuru
v Diam ke diam
-Aba-aba: HALUAN KA / KI = JALAN
-Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS maka komandan harus
memberikan aba-aba HENTI = GERAK yang diucapkan pada waktu kaki ki / ka jatuh
ditanah.
-Setelah ditambah satu langkah kemudian seluruh pasukan
berhenti.
v Diam ke jalan
-Aba-aba: HALUAN KA / KI MAJU = JALAN
-Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS maka komandan harus
memberikan aba-aba MAJU = JALAN yang diucapkan pada waktu kaki ki / ka jatuh
ditanah, pasukan langsung maju langkah biasa.
v Jalan ke jalan
-Aba-aba: HALUAN KA / KI MAJU = JALAN
-Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki ka / ki jatuh
ditanah, kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya barisan melakukan gerakan
haluan.
-Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS maka komandan harus
memberikan aba-aba MAJU = JALAN yang diucapkan pada waktu kaki ki / ka jatuh
ditanah, pasukan langsung maju langkah biasa.
2.
MELINTANG KANAN
/ KIRI
Pasukan dalam keadaan berbanjar
Fungsi melintang adalah merubah bentuk pasukan (
dari banjar jadi shaf ) tanpa merubah arah pasukan
Melintang itu seperti membagi dua wilayah dunia, wilayah kiri dan kanan.
Melintang itu seperti membagi dua wilayah dunia, wilayah kiri dan kanan.
Melintang kanan artinya melakukan gerakan PBB
didaerah sebelah kanan kita, jadi teknis gerakannya adalah melakukan hadap
kanan terlebih dahulu lalu haluan kiri.
Melintang kiri artinya melakukan gerakan PBB didaerah sebelah kiri kita, jadi teknis gerakannya adalah melakukan hadap kiri terlebih dahulu lalu haluan kanan.
Melintang kiri artinya melakukan gerakan PBB didaerah sebelah kiri kita, jadi teknis gerakannya adalah melakukan hadap kiri terlebih dahulu lalu haluan kanan.
Aba-aba yang dipakai:
-Diam ke diam: MELINTANG KANAN / KIRI = JALAN
-Diam ke jalan: MELINTANG KANAN / KIRI MAJU = JALAN
-Jalan ke jalan: MELINTANG KANAN / KIRI MAJU = JALAN
-Jalan ke diam: MELINTANG KANAN / KIRI = JALAN
Untuk aturan berhenti ataupun maju setelah penjuru memberikan
isyarat LURUS sama dengan aturan pada haluan.
IX.
PBB IX
v ABA-ABA
Adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
Adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
Ø Kaidah aba-aba
1.
Harus
dilafalkan dengan JELAS
2.
Harus diucapkan
dengan TEGAS
3.
Harus diucapkan
dengan KERAS
4.
Ucapannya harus
BERIRAMA ( tidak seenaknya )
5.
Ucapannya harus
BERJEDA ( ada antara,jarak )
Ø Jenis aba-aba
1.
Aba-aba PETUNJUK.
Digunakan hanya jika perlu,untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan
/ pelaksanaan. Contoh: Kepada Pembina Upacara – HORMAT = GERAK, Untuk
Perhatian –ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK
2.
Aba-aba
PERINGATAN
Inti peringatan yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa
ragu-ragu. Contoh: LENCANG KANAN = GERAK, ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK
3.
Aba-aba PELAKSANAAN
Ketegasan mengenai saat untuk melaksakan aba-aba peringatan.
ü GERAK : Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan
tempat dan gerakan-gerakan yang memaki anggota tubuh lain.
Contoh: JALAN DITEMPAT = GERAK, SIAP = GERAK, HORMAT = GERAK
ü JALAN : Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan
tempat.
Contoh: DUA LANGKAH KEDEPAN = JALAN ( apabila
dibatasi jaraknya, maka tidak pakai kata maju) , LANGKAH TEGAP MAJU = JALAN
( apabila tidak dibatasi jaraknya, maka pakai kata maju)
ü MULAI : Untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut. Contoh HITUNG = MULAI, BERSHAF KUMPUL = MULAI
Ø Yang harus diperhatikan dalam memberi aba-aba
1.
Waktu memberi
aba-aba pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan mengahadap
pasukan, kecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
2.
Apabila aba-aba
berlaku juga bagi sipemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat
yang telah ditentukan dan tidak menghadap pasukan.
3.
Untuk aba-aba
perubahan arah dalam keadaan berjalan memakai kata MAJU, karena ada aba-aba
HENTI demikian pula sebaliknya tidak memakai kata MAJU, karena tidak aba-aba
HENTI.
4.
Aba-aba yang
menunjukan arah harus memaki kata penghubung “ KE “. Contoh: 4 LANGKAH KE KA
/KI / DEPAN / BELAKANG
5.
Apabila pada
suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANGI.
Contoh LENCANG KANAN – ULANGI – SIAP = GERAK.
6.
Pemberian
aba-aba petunjukyang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan pelaksaan,
pengucapannya tidak diberi nada.
7.
Pemberian
aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan terakhir. Nada
suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut besar kecilnya pasukan.
8.
Aba-aba
pelaksanaan senantiasa diucapkan dengan cara yang “dihentakkan”
9.
Waktu antara
aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan diperpanjang sesuai dengan besar
kecilnya pasukan dan / atau tingkat pasukan ( konsentrasi perhatian )
10. Dilarang memberikan keterangan-keterangan lain disela-sela
aba-aba pelaksanaan.
v VARIASI DAN FORMASI
Merupakan kreasi dan inovasi dari tiap-tiap individu dan / atau
pasukan.
INGAT...!!!
Kegiatan baris berbaris sesungguhnya mengandung nilai-nilai yang perlu dipelajari dan diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari kita semua. Terutama tentang nilai-nilai kedisiplinan, kebersamaan dan kekompakan, yang semuanya mengarah pada penanaman kesadaran bahwa kita semua harus bisa saling mendukung dan bahu mambahu dalam meraih sebuah harapan, keinginan atau tujuan bersama.
Kegiatan baris berbaris sesungguhnya mengandung nilai-nilai yang perlu dipelajari dan diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari kita semua. Terutama tentang nilai-nilai kedisiplinan, kebersamaan dan kekompakan, yang semuanya mengarah pada penanaman kesadaran bahwa kita semua harus bisa saling mendukung dan bahu mambahu dalam meraih sebuah harapan, keinginan atau tujuan bersama.
Tanpa adanya sikap-sikap tersebut di dalam setiap anggota
barisan, maka akibatnya sangat jelas, yaitu bentuk barisan akan tidak rapi dan
kacau. Itulah inti pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kegiatan baris
berbaris, yang senantiasa perlu diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Diperlukan sikap disiplin terhadap apapun yang akan dan sedang dilakukan, agar
dengan kedisiplinan itu dapat dipupuk dan dikembangkan ketekunan dalam
menjalani setiap kegiatan hidup.
0 komentar:
Posting Komentar